CARA BUDIDAYA JERUK LENGKAP
JERUK
( Citrus
sp. )
Tanaman
jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya
sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu,
jeruk
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman
jeruk
yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
jeruk
manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
MANFAAT TANAMAN
1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan
olahan,
dimana
kandungan vitamin C yang tinggi.
2) Di
Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol
dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk
membuat
minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
3)
Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional
penurun
panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang
mata.
SYARAT TUMBUH
5.1.
Iklim
1)
Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Untuk
daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin
lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
2)
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah
(musim
hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah
agar
tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air
yang
cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
3)
Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh
normal
pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua
jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5)
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
5.2.
Media Tanam
1) Tanah
yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-
27%, debu
25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
2) Jenis
tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
3)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–
6,5
dengan pH optimum 6.
4) Air
tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan
tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman
jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
5)
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar
300.
5.3.
Ketinggian Tempat
Tinggi
tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah
sampai
tinggi tergantung pada spesies:
1) Jenis
Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis
Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis
Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis
Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis
Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis
Purut: 1–400 m dpl.
6.
PEDOMAN BUDIDAYA
6.1.
Pembibitan
1)
Persyaratan Bibit
Bibit
jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa
penyambungan
tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip
dengan
induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan
batang
halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki
sertifikasi
penangkaran bibit.
2)
Penyiapan Bibit
Bibit
yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara
generatif
dan vegetatif.
3) Teknik
Penyemaian Bibit
a) Cara
generatif
Biji
diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan
di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang.
Areal
persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm
dan
dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke
selatan.
Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang
1 kg/m2.
Biji
ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram.
Setelah
tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag
15 x 35
cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag
adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk
kandang,
sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara
Vegetatif
Metode
yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan
penempelan
mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang
bawah
(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
kuat dan
luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran
terhadap
penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah
yang
biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon,
Cleopatra,
Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
6.2.
Pengolahan Media Tanam
Tanaman
jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di
suatu
bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari
tanaman
lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam 5 x 5 m
Lubang
tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum
tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas
tanah (25
cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk
kandang.
Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan
(guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
6.3.
Teknik Penanaman
Bibit jeruk
dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air
untuk
menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam,
perlu
dilakukan:
1)
Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2)
Pengurangan akar.
3)
Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah
bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau
daun-daun
yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar
tidak
menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum
tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam
tanaman
sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi,
tanaman
sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus
berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
6.4.
Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman
Dilakukan
pada tanaman yang tidak tumbuh.
2)
Penyiangan
Gulma
dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat
pemupukan
juga dilakukan penyiangan.
3)
Pembubunan
Jika ditanam
di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar
perakaran
yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar
sudah
mulai terlihat.
4)
Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan
cabang
yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan.
Dari
tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang
kelak
akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap
cabang
memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya.
Bekas
luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah
penyakit.
Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol.
Ranting
yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5)
Pemupukan
Pemberian
jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah
sebagai
berikut:
a) 1
bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20
g/tan.
b) 2
bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40
g/tan.
c) 3
bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60
g/tan.
d) 4
bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80
g/tan.
e) 5 bulan:
Urea=500; ZA=1000; TSP=125;
ZK=500; Dolomit=100;
P.kandang=100
g/tan.
f) 6 bulan:
Urea=600; ZA=1200; TSP=150;
ZK=600; Dolomit=120;
P.kandang=120
g/tan.
g) 7 bulan:
Urea=700; ZA=1400; TSP=175;
ZK=700; Dolomit=140;
P.kandang=140
g/tan.;
h) 8 bulan:
Urea=800; ZA=1600; TSP=200;
ZK=800; Dolomit=160;
P.kandang=160
g/tan.
i) >8 bulan: Urea
>1000; ZA=2000; TSP=200;
ZK=800; Dolomit=200;
P.kandang=200
g/tan.
6)
Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman
jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam
seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman
digemburkan dan ditutup mulsa.
7)
Penjarangan Buah
Pada
tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan
supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas
buah
terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena
sinar
matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu
tangkai.
Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama
terdapat
dan sisakan hanya 2-3 buah.
7.
HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu
loncat (Diaphorina citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala:
tunas
keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida
bahan
aktif
dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC)
dan endosulfan
(Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan
dilakukan
menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
2) Kutu
daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian
yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun
menggulung
dan
membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan
insektisida
dengan
bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion,
Rogor 40
EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50
SCW),
Malathion (Gisonthion 50 EC).
3) Ulat
peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian
yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan
atau
keperakan,
tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan
insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC,
Basudin
60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon
45/30
EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau
(Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian
yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak
keperak-
perakan
atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian:
semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
Dicofol
(Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
5)
Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian
yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan
getah.
Pengendalian: memetik
buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
Methomyl
(Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC)
yang
disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu
penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian
yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman
dengan
pusat
berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai
keluarnya
cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan
insektisida
Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid),
Metamidofos
(Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
7) Ulat
penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian
yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala:
bekas
lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah
muda
gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan
aktif
Methomyl
(Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian
buang
bagian yang diserang.
8) Thrips
(Scirtotfrips citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun
menebal,
tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam,
kering
dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang
disertai
nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu
rapat
dan sinar
matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami.
Kemudian
gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite
(Omite)
pada masa bertunas.
9) Kutu
dompolon (Planococcus citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna
kuning,
mengering
dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl
(Lannate
25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S),
Methidathion
(Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat
memindahkan
kutu.
10) Lalat
buah (Dacus sp.)
Bagian
yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil
di
bagian
tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian:
gunakan
insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC,
Rogor 40
EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein
Hydrolisate.
11) Kutu
sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian
yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna
kuning,
bercak
khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan
cabang
kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan
pestisida
Diazinon
(Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron
50 SCW),
Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
12)
Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian
yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
Gejala: daun
gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki
sanitasi
kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida
Carbaryl
(Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
7.2.
Penyakit
1) CVPD
Penyebab:
Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Bagian
yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun
sempit, kecil,
lancip,
buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian:
gunakan
tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun
minimal 5
km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk
vektor
dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2)
Tristeza
Penyebab: virus
Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang
jeruk
manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala:
lekuk
batang ,
daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian:
perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang
terserang,
kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau
Cascade.
3) Woody
gall (Vein Enation)
Penyebab: virus
Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis
gossypii.
Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour
Orange.
Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di
permukaan
daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan
perhatikan
sanitasi lingkungan.
4)
Blendok
Penyebab: jamur
Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau
cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang,
warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian:
pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi
karbolineum
atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun
tepung
Penyebab: jamur
Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan
tangkai
muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan
fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot
25 EC).
6) Kudis
Penyebab: jamur
Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun,
tangkai
atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus
berwarna
kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian
gunakan
Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
7) Busuk
buah
Penyebab:
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
Bagian
yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat
berwarna
hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari
kerusakan
mekanis,
celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah
dan
pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk
akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur
Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan
pangkal
batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala:
tunas
tidak
segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan
yang
baik,
sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20
cm dari
permukaan tanah.
9) Buah
gugur prematur
Penyebab: jamur
Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang
diserang:
buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah
gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
10) Jamur
upas
Penyebab:
Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala:
retakan
melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida
carbolineum.
Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11)
Kanker
Penyebab: bakteri
Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang
adalah
daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap
atau
kuning di
sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah
dengan
diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur
Bordeaux,
Copper
oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun
adalah
dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin
selama 1
jam.
8.
PANEN
8.1. Ciri
dan Umur Panen
Buah
jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36
minggu,
tergantung jenis/varietasnya.
8.2. Cara
Panen
Buah
dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
8.3.
Perkiraan Produksi
Rata-rata
tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang
sampai
500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di
bawah
produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.
9.
PASCAPANEN
9.1.
Pengumpulan
Di kebun,
buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang
mutunya
rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan
diameter
dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah
dengan
diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat
terkecil.
9.2.
Penyortiran dan Penggolongan
Setelah
buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari
buah yang
busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan
jenisnya.
9.3.
Penyimpanan
Untuk
menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan
temperatur
ruangan 8-10 derajat C.
9.4.
Pengemasan
Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang
tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan
terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga
di antara
buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak.
Wadah
untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.
Catatan:
Dalam
budidaya jeruk manis (Jaffa), tanaman mulai berproduksi pada tahun ke 3
dan
keuntungan mulai didapat mulai tahun ke-4.
10.2
Gambaran Peluang Agribisnis
Di luar
negeri jeruk merupakan komoditi buah-buahan yang sangat penting dengan
nilai
ekonomi tinggi. Tendensi permintaan buah-buah internasional termasuk jeruk
akan
meningkat, selain itu diperkiraan permintaan pasar dalam negeri akan
meningkat
sebesar 10 % per tahun.
Konsumsi
jeruk di Indonesia hanya 2,7 kg/orang/tahun, masih jauh dari konsumsi
ideal
sebesar 6,4 kg/orang/tahun. Dengan konsumsi ideal, diperlukan 1,3 juta ton
jeruk/tahun,
padahal produksi jeruk di tahun 1996 hanya 793.810 ton/tahun yang
saat ini
tidak bergerak banyak. Untuk itu masih diperlukan penambahan 50.129 ha
kebun
jeruk.
Prospek
agribisnis jeruk di Indonesia semakin baik karena lahan pertanian untuk
buah-buahan
meliputi areal jutaan hektar dan potensi peningkatan produksi jeruk
juga
tinggi karena selama ini kebun jeruk umumnya diusahakan secara tradisional.
Selain
itu, jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang harganya relatif stabil.
11.
STANDAR PRODUKSI
11.1.
Ruang Lingkup
Standar
produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu, cara pengambilan
contoh
dan cara pengemasan.
11.2.
Diskripsi
Jeruk
keprok adalah buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata LOUR)
yang
berkulit
mudah dikupas, dalam keadaan cukup tua, utuh segar dan bersih.
11.3.
Klasifikasi dan Standar Mutu
Jeruk
keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas A, B, C dan D,
berdasarkan
berat tiap buah, yang masing-masing digolongkan dalam 2 (dua) jenis
mutu,
yaitu Mutu I dan Mutu II.
Kelas A:
diameter 7,1 cm atau 151 gram/buah.
Kelas B:
diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah
Kelas C:
diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah
Kelas D:
diameter 4,0–5,0 cm atau 50 gram/buah
Adapun syarat
mutu buah jeruk keprok adalah sebagai berikut :
1)
Keasamaan sifat varietas: Seragam, cara uji organoleptik
2)
Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
3)
Kekerasan: Cukup keras, cara uji organoleptik
4)
Ukuran: Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981
5)
Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981
6)
Kotoran: bebas, bebas, cara uji organoleptik
7) Busuk
% (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-1981
11.4.
Pengambilan Contoh
Contoh
diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat di bawah ini. Dari
setiap
kemasan diambil contoh sebanyak 20 buah dari bagian atas, tengah dan
bawah.
Contoh tersebut diacak bertingkat (startified random sampling) sampai
diperoleh
minimum 20 buah untuk dianalisis.
1) Jumlah
kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100, contoh yang diambil 5.
2) Jumlah
kemasan dalam partai (lot)101 sampai dengan 300, contoh yang diambil
7.
3) Jumlah
kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang diambil 9.
4) Jumlah
kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang diambil 10.
5) Jumlah
kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh yang diambil 15
(minimum).
Petugas
pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang berpengalaman
atau
dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan badan hukum.
11.5.
Pengemasan
Buah
jeruk dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai dengan berat bersih
maksimum
30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yang bertuliskan antara lain:
nama
barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih,
negara/tempat
tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
JERUK
( Citrus
sp. )
Tanaman
jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya
sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu,
jeruk
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman
jeruk
yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
jeruk
manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
MANFAAT TANAMAN
1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan
olahan,
dimana
kandungan vitamin C yang tinggi.
2) Di
Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes,
alkohol
dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk
membuat
minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
3)
Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional
penurun
panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang
mata.
SYARAT TUMBUH
5.1.
Iklim
1)
Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah.
Untuk
daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan
angin
lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
2)
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah
(musim
hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah
agar
tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air
yang
cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
3)
Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh
normal
pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
4) Semua
jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
5)
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.
5.2.
Media Tanam
1) Tanah
yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7-
27%, debu
25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
2) Jenis
tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
3)
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–
6,5
dengan pH optimum 6.
4) Air
tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan
tanah.
Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman
jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
5)
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan
sekitar
300.
5.3.
Ketinggian Tempat
Tinggi
tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah
sampai
tinggi tergantung pada spesies:
1) Jenis
Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
2) Jenis
Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
3) Jenis
Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
4) Jenis
Siem: 1–700 m dpl.
5) Jenis
Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
6) Jenis
Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
7) Jenis
Purut: 1–400 m dpl.
6.
PEDOMAN BUDIDAYA
6.1.
Pembibitan
1)
Persyaratan Bibit
Bibit
jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif berupa
penyambungan
tunas pucuk. Bibit yang baik adalah yang bebas penyakit, mirip
dengan
induknya (true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm, permukaan
batang
halus, akar serabut banyak, akar tunggang berukuran sedang dan memiliki
sertifikasi
penangkaran bibit.
2)
Penyiapan Bibit
Bibit
yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan dengan cara
generatif
dan vegetatif.
3) Teknik
Penyemaian Bibit
a) Cara
generatif
Biji
diambil dari buah dengan cara memeras buah yang telah dipotong. Biji
dikeringanginkan
di tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga lendirnya
hilang.
Areal
persemaian memiliki tanah yang subur. Tanah diolah sedalam 30-4- cm
dan
dibuat petakan persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari utara ke
selatan.
Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum ditanami, tambahkan pupuk kandang
1 kg/m2.
Biji
ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5 x 2 cm dan langsung disiram.
Setelah
tanam, persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam ke dalam polibag
15 x 35
cm setelah tingginya 20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag
adalah campuran pupuk kandang dan sekam (2:1) atau pupuk
kandang,
sekam, pasir (1:1:1).
b) Cara
Vegetatif
Metode
yang lazim dilakukan adalah penyambungan tunas pucuk dan
penempelan
mata tempel. Untuk kedua cara ini perlu dipersiapkan batang
bawah
(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis jeruk dengan perakaran
kuat dan
luas, daya adaptasi lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran
terhadap
penyakit virus, busuk akar dan nematoda. Varietas batang bawah
yang
biasa digunakan oleh penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon,
Cleopatra,
Troyer Citrange dan Carizzo citrange.
6.2.
Pengolahan Media Tanam
Tanaman
jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng. Jika ditanam di
suatu
bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan yang akan ditamani dibersihkan dari
tanaman
lain atau sisa-sisa tanaman. Jarak tanam 5 x 5 m
Lubang
tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat 2 minggu
sebelum
tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan tanah dari lapisan atas
tanah (25
cm). Tanah berasal dari lapisan atas dicampur dengan 20 kg pupuk
kandang.
Setelah penanaman tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan
(guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah.
6.3.
Teknik Penanaman
Bibit jeruk
dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau jika tersedia air
untuk
menyirami, tetapi sebaiknya ditanam diawal musim hujan. Sebelum ditanam,
perlu
dilakukan:
1)
Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2)
Pengurangan akar.
3)
Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah
bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami, daun kelapa atau
daun-daun
yang bebas penyakit di sekitarnya. Letakkan mulsa sedemikian rupa agar
tidak
menyentuh batang untuk menghindari kebusukan batang.
Sebelum
tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat ditanam
tanaman
sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk saling menutupi,
tanaman
sela diganti oleh rumput/tanaman legum penutup tanah yang sekaligus
berfungsi
sebagai penambah nitrogen bagi tanaman jeruk.
6.4.
Pemeliharaan Tanaman
1)
Penyulaman
Dilakukan
pada tanaman yang tidak tumbuh.
2)
Penyiangan
Gulma
dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya, pada saat
pemupukan
juga dilakukan penyiangan.
3)
Pembubunan
Jika ditanam
di tanah berlereng, perlu diperhatikan apakah ada tanah di sekitar
perakaran
yang tererosi. Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar
sudah
mulai terlihat.
4)
Pemangkasan
Pemangkasan
bertujuan untuk membentuk tajuk pohon dan menghilangkan
cabang
yang sakit, kering dan tidak produktif/tidak diinginkan.
Dari
tunas-tunas awal yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang
kelak
akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan selanjutnya, setiap
cabang
memiliki 3-4 ranting atau kelipatannya.
Bekas
luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau lilin untuk mencegah
penyakit.
Sebaiknya celupkan dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol.
Ranting
yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
5)
Pemupukan
Pemberian
jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah penanaman adalah
sebagai
berikut:
a) 1
bulan: Urea=100; ZA=200; TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20
g/tan.
b) 2
bulan: Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200; Dolomit=40; P.kandang=40
g/tan.
c) 3
bulan: Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300; Dolomit=60; P.kandang=60
g/tan.
d) 4
bulan: Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400; Dolomit=80; P.kandang=80
g/tan.
e) 5 bulan:
Urea=500; ZA=1000; TSP=125;
ZK=500; Dolomit=100;
P.kandang=100
g/tan.
f) 6 bulan:
Urea=600; ZA=1200; TSP=150;
ZK=600; Dolomit=120;
P.kandang=120
g/tan.
g) 7 bulan:
Urea=700; ZA=1400; TSP=175;
ZK=700; Dolomit=140;
P.kandang=140
g/tan.;
h) 8 bulan:
Urea=800; ZA=1600; TSP=200;
ZK=800; Dolomit=160;
P.kandang=160
g/tan.
i) >8 bulan: Urea
>1000; ZA=2000; TSP=200;
ZK=800; Dolomit=200;
P.kandang=200
g/tan.
6)
Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman
jangan menggenangi batang akar. Tanaman diairi sedikitnya satu kali
dalam
seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman
digemburkan dan ditutup mulsa.
7)
Penjarangan Buah
Pada
tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan
supaya
pohon mampu mendukung pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas
buah
terjaga. Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak terkena
sinar
matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu
tangkai.
Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama
terdapat
dan sisakan hanya 2-3 buah.
7.
HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu
loncat (Diaphorina citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala:
tunas
keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida
bahan
aktif
dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC)
dan endosulfan
(Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan
dilakukan
menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
2) Kutu
daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian
yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun
menggulung
dan
membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan
insektisida
dengan
bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion,
Rogor 40
EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50
SCW),
Malathion (Gisonthion 50 EC).
3) Ulat
peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian
yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan
atau
keperakan,
tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan
insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC,
Basudin
60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon
45/30
EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
4) Tungau
(Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian
yang diserang adalah tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak
keperak-
perakan
atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian:
semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
Dicofol
(Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
5)
Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian
yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan
getah.
Pengendalian: memetik
buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
Methomyl
(Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC)
yang
disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu
penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian
yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman
dengan
pusat
berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai
keluarnya
cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan
insektisida
Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid),
Metamidofos
(Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
7) Ulat
penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian
yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala:
bekas
lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah
muda
gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan
aktif
Methomyl
(Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian
buang
bagian yang diserang.
8) Thrips
(Scirtotfrips citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun
menebal,
tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam,
kering
dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang
disertai
nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu
rapat
dan sinar
matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami.
Kemudian
gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite
(Omite)
pada masa bertunas.
9) Kutu
dompolon (Planococcus citri.)
Bagian
yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna
kuning,
mengering
dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl
(Lannate
25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S),
Methidathion
(Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat
memindahkan
kutu.
10) Lalat
buah (Dacus sp.)
Bagian
yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil
di
bagian
tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian:
gunakan
insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC,
Rogor 40
EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein
Hydrolisate.
11) Kutu
sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian
yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna
kuning,
bercak
khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan
cabang
kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan
pestisida
Diazinon
(Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron
50 SCW),
Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
12)
Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian
yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
Gejala: daun
gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki
sanitasi
kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida
Carbaryl
(Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
7.2.
Penyakit
1) CVPD
Penyebab:
Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri.
Bagian
yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun
sempit, kecil,
lancip,
buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian:
gunakan
tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun
minimal 5
km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk
vektor
dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2)
Tristeza
Penyebab: virus
Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang
jeruk
manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala:
lekuk
batang ,
daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat.
Pengendalian:
perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang
terserang,
kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau
Cascade.
3) Woody
gall (Vein Enation)
Penyebab: virus
Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis
gossypii.
Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour
Orange.
Gejala: Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di
permukaan
daun. Pengendalian: gunaan mata tempel bebas virus dan
perhatikan
sanitasi lingkungan.
4)
Blendok
Penyebab: jamur
Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau
cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang,
warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas.
Pengendalian:
pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi
karbolineum
atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
5) Embun
tepung
Penyebab: jamur
Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan
tangkai
muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian: gunakan
fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot
25 EC).
6) Kudis
Penyebab: jamur
Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun,
tangkai
atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus
berwarna
kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian
gunakan
Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
7) Busuk
buah
Penyebab:
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae.
Bagian
yang diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat
berwarna
hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari
kerusakan
mekanis,
celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah
dan
pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk
akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur
Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan
pangkal
batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala:
tunas
tidak
segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan
yang
baik,
sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20
cm dari
permukaan tanah.
9) Buah
gugur prematur
Penyebab: jamur
Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang
diserang:
buah dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah
gugur.
Pengendalian: Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
10) Jamur
upas
Penyebab:
Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala:
retakan
melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit
dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida
carbolineum.
Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
11)
Kanker
Penyebab: bakteri
Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang
adalah
daun, tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap
atau
kuning di
sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah
dengan
diameter 3-5 mm. Pengendalian: Fungisida Cu seperti Bubur
Bordeaux,
Copper
oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun
adalah
dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin
selama 1
jam.
8.
PANEN
8.1. Ciri
dan Umur Panen
Buah
jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36
minggu,
tergantung jenis/varietasnya.
8.2. Cara
Panen
Buah
dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.
8.3.
Perkiraan Produksi
Rata-rata
tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang
sampai
500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di
bawah
produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.
9.
PASCAPANEN
9.1.
Pengumpulan
Di kebun,
buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang
mutunya
rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan
diameter
dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah
dengan
diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat
terkecil.
9.2.
Penyortiran dan Penggolongan
Setelah
buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari
buah yang
busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan
jenisnya.
9.3.
Penyimpanan
Untuk
menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan
temperatur
ruangan 8-10 derajat C.
9.4.
Pengemasan
Sebelum
pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang
tidak
terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan
jangan
terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga
di antara
buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak.
Wadah
untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.