Untuk kerjasama pemasangan banner iklan silahkan menghubungi advertise akasia99.blogspot.com melalui tlp/sms : 085311196747

25 Maret 2015

Membuat Media Fermentasi untuk Aglaonema

Membuat Media Fermentasi untuk Aglaonema


oleh Bpk. Gede Sudarma

Hanya sekedar sharing… aglo yang bagus bisa didapatkan apabila aglo cukup mendapatkan air. Sementara pemakaian air berlebih sering menyebabkan bakteri (pathogen) cepat berkembang biak sehingga bukan aglo sehat yang didapat tapi sebaliknya, aglonya ‘is dead’. Untuk bisa ‘bermain basah’ maka sebaiknya sih media difermentasi.

Sepengalaman saya, fermentasi media langsung dalam pot akan menyebabkan akar/bonggol bonyok karena proses fermentasi menghasilkan panas dan salah satu tujuan dari melakukan fermentasi adalah agar media tidak panas akibat proses ‘decaying’ (kalau medianya tidak difermentasi) di dalam pot sehingga akar/bonggol tidak bonyok.

Cara membuat media fermentasi (seperti pernah diulas oleh para ‘experiencers’) ada 2 cara, metode basah dan metode kering.

Metode basah bisa dilakukan dengan cara sbb:

- Siapkan media siap pakai (yang belum dicampur, tapi sudah dicuci / disaring kalau dirasa perlu)

- Rendam media didalam larutan EM4 ½ botol + gula pasir ½ kg + air kira-kira 25 liter (semakin banyak EM4 dan gula semakin cepat fermentasinya). Perendaman dilakukan kira-kira 3 minggu sampai media kelihatan menghitam dan terendam semua didalam air, tidak lagi timbul gas (awal fermentasi biasanya media mengapung karena dorongan gas akibat proses fermentasi).

- Setiap hari media diaduk agar bagian yang mengapung kembali terendam.

- Setelah 2 mingguan biasanya media sudah terendam semua, tidak ada lagi yang mengapung, lalu dibiarkan sampai 1 mingguan lagi.

- Setelah itu lalu tiriskan dan dibiarkan ditempat teduh sampai 1 mingguan sehingga media menjadi dingin, tidak lagi timbul panas, agak lembab dan buyar / tidak lengket,

- Media siap pakai

Metode kering bisa dilakukan dengan cara sbb:

- Campur media seperti yang dikehendaki atau bahasa lainnya campuran sudah siap pakai, kalau ada yang perlu dicuci ya dicuci, kalau perlu digodok ya digodok sebelumnya (disarankan media digodok terlebih dahulu) ditaruh di ember yang bawahnya sudah berlubang atau bisa juga dipakai pot besar atau karung.

- Siram dengan campuran larutan fungisida + bakterisida, lalu biarkan selama kurang lebih 2-3 hari, sampai media kembali menjadi agak kering/lembab

- Lalu siram dengan campuran larutan EM4 ½ botol + gula pasir ½ kg + air kira-kira 25 liter (semakin banyak EM4 dan gula semakin cepat fermentasinya), sampai semua media basah dan lalu tiriskan.

- Pot tempat memfermentasi media ditutup rapat (tapi jangan sampai rapat banget karena saat timbul gas bisa meleduk. Kalau pakai karung, ikat karungnya lalu masukkan kedalam ember besar dan ditaruh ditempat teduh.

- Biarkan sampai sebulanan atau lebih lama lebih bagus.

- Seminggu sekali media dibuka dan tambahkan larutan tadi untuk membasahi bagian yang kering atau kalau pakai karung, karungnya dibalik, yang atas menghadapp kebawah.

- Tandanya media sudah matang, kalau dipegang terasa dingin, tidak hangat atau panas

- Begitu media matang, angina-anginkan media untuk menghilangkan gas-gas yang timbul akibat fermentasi selama 3 harian atau lebih sampai media agak lembab dan buyar

- Media siap pakai.

Media yang difermentasi, awalnya akan mengeluarkan bau busuk seperti bau got, lalu berubah menjadi seperti bau-bau tape dan kalau sudah siap pakai akan berbau seperti humus hutan…

Tips:

- Penggunaan media apapun tetap diperhatikan sifat fisik medianya. Sifat fisik yang dimaksudkan disini adalah tidak lama basah, tdaik lama memegang air dan cepat menjadi lembab/kering. Salah satu bahan campuran yang bisa memberikan sifat ini adalah cocopeat, cocochip. Cuman pemakaian bahan ini harus dicuci, dikukus terlebih dahulu untuk mengurangi / menghilangkan kandungan (kalau nggak salah) tanin-nya yang konon bisa menghambat pertumbuhan akar.

- Jangan memakai pupuk atau zat kimia apapun untuk aglo anakan, kecuali sedikit fungisida+bakterisida.

Saat menanam juga media tidak langsung disiram, biarkan 1-2 hari agar akar kembali segar baru kemudian disiram dan selanjutnya disiram sesuai kondisi cuaca ditempat bersangkutan. Pastikan sebelum menanam aglo, akar kelihatan putih bersih, tidak ada bintik merah atau kecoklatan, bila perlu bonggol, akar dipotong sampai mendapatkan bagian yang benar-benar putih, mulus, sehat sebab kalau ada bintik merah atau coklat maka “dijamin” nggak sampai sebulan akar aglo akan bonyok. Ingat, MEDIA FERMENTASI TIDAK MENGOBATI AKAR / BONGGOL YANG SAKIT.

Demikian sekedar sharing, repot kan ? Ya jelas repot. Nah untuk itu saya sekarang nggak lagi pakai media fermentasi, namun saya kurangi pemakaian media yang mudah terdegradasi / decaying. Saya sekarang hanya pakai sekam baker dan cocopeat dan cocochip yang sudah disiram air panas serta pasir malang dan sedikit batu zeolith. Caranya, media dicampur (saat masih kering). Setelah mendapatkan komposisi yang diinginkan, saya taruh dibakul lalu saya siram air. Begitu media basah semua lalu saya tiriskan dan selanjutnya disiram lagi pakai larutan fungisida + bakterisida sampai ngocor dibawah bakul, lalu saya tiriskan. Dibiarkan sampai sehari dua hari, begitu media buyar baru dipakai. Saat dipakai media tidak langsung disiram. Baru disiram (hanya spray permukaan medianya saja sampai meresap 2-3cm) sehari atau dua hari berikutnya dengan larutan 10cc Biozon + 1 liter air atau 2cc Extreme Root + 1 liter air. Selanjut dispray 2 hari sekali dengan larutan yang sama. Begitu aglo Nampak menggeliat (kira-kira 2 mingguan) baru saya siram (tetap model spray) sampai ngocor dibawah pot. Sebaiknya tetap siram / spray dengan fungisida + bakterisida tetap dilakukan 3 minggu – 4 minggu sekali.

Nah karena sekarang saya sudah malas dan sangat malas, maka saya nyiram aglo seingatnya saja, kadang seminggu sekali atau paling cepat 4 hari sekali.

Namun demikian, baik pakai media fermentasi atau non fermentasi, tetap saja ada aglo yang bonyok dan ada juga yang sehat. Yang terpenting adalah sinar matahari dan sirkulasi udara bagus. Juga cari anakan yang sehat (bebas penyakit) dan tahan diri serta sabar untuk tidak sering-sering mengguyur dengan air ataupun memupuk. Alih-alih mendapatkan aglo bagus, justru sebaliknya… aglonya modhiarrr…

Demikian sekedar sharing, mudah-mudahan ada manfaatnya terutama bagi yang baru menghobby aglo… Satu hal yang pasti, kalau kita bisa membesarkan aglo (apapun, biar yang murah sekalipun) dan benar-benar prima, apalagi sampai mengeluarkan anakan dan bisa jadi rimbun, rasanya akan sangat RUAARRR BYASAK…. Yakind ah !

0 komentar:

Posting Komentar